Postingan

Senjaku Bersamamu

Gambar
Senja yang menemani kita, menghabiskan sisa waktu senggang yang tidak begitu lama. Memberikan masa sejenak untuk melepaskan sisa-sisa penat kemarin, dan menunggu untuk kesibukan esok hari. Terkadang kita mengisi liburan dengan cara berhibernasi selama enam jam, atau paling sedikit kita gunakan waktu tidur empat jam dengan sisa waktu dua jam untuk mencari makanan. Hal yang terpaksa membuat kita terbangun dari tidur panjang karena kelaparan.  Tidak jarang kita berniat untuk mengisi liburan kita dengan berbagai rencana dan niat untuk pergi berkunjung ke berbagai tempat wisata. Mulai dari yang paling dekat, sampai yang memakan waktu berjam-jam dalam perjalanan. Tapi pada akhirnya hasil diskusi memutuskan kita untuk berhibernasi lagi.  Entah itu karena urusan waktu yang tidak mencukupi, atau karena biaya yang tidak memadai. Jadi, semua dibikin asyik aja. Awal mula dalam pernikahan kita, empat tahun yang lalu. Kita tidak merencanakan untuk pergi atau berbulan madu kemanapun. Karena memang ak

Sabtu Shubuh

Gambar
 Setelah terlelap dengan lelahku malam tadi. Kini aku mencoba untuk bangkit lagi, bangkit dari keterpurukan yang aku rasakan selama ini. Bangkit dari bayangan ketakutan akan masa depan, kelelahan dalam pekerjaan, dan kelemahan menjalani kehidupan. Sekali lagi aku ingin. Bangkit menyongsong masa depanku, mengejar cita-citaku. Kemudian menggapai satu persatu impianku. Tak ayal terkadang Keinginan itu membuat aku terhuyung, dan terjatuh berkali-kali. Terhempas puluhan kali, bahkan sering aku menangis didalam kesendirianku. Banyak hal yang membuat aku menjadi lemah, tak berdaya.  Pelajaran tentang kehidupan, sakitnya ditipu dan rendahkan. Namun itu semua tetap aku tahan dan aku simpan didalam hati. Entah sudah berapa kali semua ini aku alami. Hanya saja terkadang didalam hati aku berkata, kapan semua mimpi yang aku inginkan terwujud menjadi nyata satu persatu. Banyak sudah Waktu yang terlewatkan. Setiap detik yang aku rasa terbuang dengan percuma karena aku tidak juga mendapatkan dan menye

Perjalanan Bersamamu

Gambar
Matahari memang masih berputar di peraduannya.  Dan bintang gemintang juga masih memberi arah pada gelapnya malam. Secarik kertas yang selalu kuambil untuk menggoreskan setiap rasa yang aku punya. Juga tinta sisa tulisan kemarin yang mungkin sudah hampir kering karena aku tidak lagi memakainya. Tergeletak diatas meja kerjaku, bercengkrama didalam diam, dibalik tumpukan buku- bukuku.  Ia ingin menceritakan hatinya yang telah berlalu. Tentang perasaannya selama ini yang selalu membisu. Adakah yang akan selalu mendengar suaramu. Sedangkan dinding itu hanya membisu. Tak lebih dari susunan ssebongkah batu. Cicak yang menemani dalam gelap juga tidak perduli walau hanya sesaat. Redup dan lembabnya dinding, yang menemani suasana siangnya setiap hari.  Maka izinkan aku bercerita diantara kisah yang ada. Biarkan aku goreskan rasa, walau kata mereka telah tersusun didalam frasa. Sedangkan tumpukkan buku-buku itu juga tidak memberikan aku kehangatan dan pengertian, tentang apa, bagaimana, dan kena

Menanti Mentari

Gambar
                     Ditengah senyum sang mentari, indah rautnya dibalik ufuk. Seakan ia tersipu malu, untuk mulai hari ini. Daku melewati setapak demi setapak jalanan yang berdebu. Begitu tenang diri ini menelusuri tepiannya, mataku terus menjelajahi pepohonan yang rindang. Dibawah bayang- bayang dedaunan yang terkulai, pasrah akan takdir hidup siang ini. Diterpa setitik debu pada tepinya, hingga keruh raut wajahnya. Entah karena dirinya telah pasrah bersama takdir yang menyapanya, atau dengan tegar ia terima semua cerita tentangnya. Seketika mata ini memandang jauh ke langit biru. Menatap indahnya segumpal awan, ditengah birunya yang tenang mencari teman. Ia berjalan perlahan dalam kesendirian di pagi yang lengang, bersama kicauan hangat menyambut dikala diam.           Semua begitu syahdu ditelingaku, karena hari ini aku menjalani sebuah episode dalam hidupku. Dengan tangan kecil ini, bersama kaki yang selalu memulai hari tanpa letih. Ragaku, mencoba untuk menggenggam cita. "Ci

Bimbang

Gambar
Awan memang tak selamanya hitam. Sering ia seputih salju, menghiasi langit yang membiru. Memberi keindahan, pada mentari, dengan corak yang berseri.  Terkadang, mendung memang membawa ketenangan, tapi tak sedikit, ada badai hitam tersembunyi dibaliknya. Dan topan yang siap menyapu semuanya, tanpa perduli apa, dan siapa disekitarnya. Birunya langit juga mengesankan, ada ketenangan, kewibawaan, kebesaran dan keluasan. Itu jika engkau memandangnya saat mentari terik menghangatkan jagat pertiwi. Dan menatapnya dengan keramahan, melihatnya bersama senyuman. Pasti engkau akan merasakan. Tetapi jika benci yang kau sampaikan, caci maki yang kau berikan. Ia juga menyimpan sejuta ketenangan yang menghanyutkan, siap menenggelamkan dirimu bersama kehampaan. Seharusnya kau tahu itu, tidak hanya egomu yang kau lontarkan pada gelapnya malam. Ambisimu yang kau campakkan dipinggir jalan. Dan tak lagi memperdulikan mimpi, cita- cita, dan masa depan. Kau sendiri yang meminta dan kau juga yang memberi. La

Memory yang mengikuti

Gambar
 In memoryan 21 January 2013 Mentari di siang ini, begitu terang menghampiri diriku. Disebalik dinding bisu aku senantiasa menyendiri. Mendengar riuh rendah diri ini, dengan suara- suara syahdu si kecil. Sesekali ia tertawa, bahkan tangisnya buat hatiku tersenyum.  Andai aku bisa memahami diri ini. 20 tahun telah berlalu, detik- detik yang menjauh dari diriku, entah tinggal berapa lama lagi waktu yang tersisa untukku. Masih sering bayangan masa lalu menghampiri diriku. Mencekam di pelupuk mataku, ketakutan akan masa lalu, masih terus membayangiku. Hingga hari ini, semburat masa lalu masih ada dalam benakku. Apa ketakutan yang paling kuat dari masa lalu. Takut akan gelapnya masa depan, yang terkadang memburamkan keyakinanku pada Tuhan.  Saat melihat insan lainnya, kadang aku iri, dan mengira mereka bahagia dalam hidupnya. Sejenak aku merenungi diri sendiri, dalam kelamnya hatiku.  Namun, akankah kebahagiaan itu kekal abadi. Aku ingin mencari kebenaran yang hakiki. Hingga hal ini membuat

Nasib Selembar Ijazah dari Seorang Sarjana

Gambar
Mungkin  sebaiknya, kau tinggalkan mimpimu itu. Berharap bahwa dengannya engkau akan berubah. Keinginan- keinginan kosong yang selalu engkau ceritakan, sebenarnya  tak ada artinya dimata mereka. Toh pada akhirnya itu semua hanya menjadi khayalanmu belaka. Mana... , mana buktinya semua yang engkau khayalkan itu. Sekarang tak perlu lagi engkau bermimpi.... sadarlah...!!!. Berulang kali engkau diingatkan, tapi kau tak juga sadar. Apa...?? , yang kini telah engkau dapatkan dari khayalan kosongmu itu. Bahkan bekerja pun tidak, engkau hanya menjadi seorang pengangguran. Tak ada yang bisa dihasilkan, kau hanya menjadi guyonan mereka yang mungkin lebih tolol darimu. Jika kau mau menganggap demikian. Kau hanya menjadi hinaan dan cercaan mereka. Kau anggap dirimu lebih berpendidikan, kau anggap mimpi- mimpimu akan kau wujudkan. Berapa lama,....??? Hei tolol.... berapa lama kau sudah bermimpi. Mana hasilnya, bangun pun tidak. Jangankan mendapatkan, untuk makan dan pekerjaanmu saja kau tidak punya