Perjalanan Bersamamu



Matahari memang masih berputar di peraduannya.  Dan bintang gemintang juga masih memberi arah pada gelapnya malam. Secarik kertas yang selalu kuambil untuk menggoreskan setiap rasa yang aku punya. Juga tinta sisa tulisan kemarin yang mungkin sudah hampir kering karena aku tidak lagi memakainya. Tergeletak diatas meja kerjaku, bercengkrama didalam diam, dibalik tumpukan buku- bukuku. 

Ia ingin menceritakan hatinya yang telah berlalu. Tentang perasaannya selama ini yang selalu membisu. Adakah yang akan selalu mendengar suaramu. Sedangkan dinding itu hanya membisu. Tak lebih dari susunan ssebongkah batu. Cicak yang menemani dalam gelap juga tidak perduli walau hanya sesaat. Redup dan lembabnya dinding, yang menemani suasana siangnya setiap hari. 

Maka izinkan aku bercerita diantara kisah yang ada. Biarkan aku goreskan rasa, walau kata mereka telah tersusun didalam frasa. Sedangkan tumpukkan buku-buku itu juga tidak memberikan aku kehangatan dan pengertian, tentang apa, bagaimana, dan kenapa.

Kini aku tak melangkah dan berdiri sendiri. Aku tidak juga diam didalam kesepian. Masa yang panjang  memberikan aku banyak pengajaran bahwa diriku dan adaku bersamamu.

Memang mungkin cintaku tak seindah harapanmu. Kasihku tak setulus senyummu. Tetapi dan setidaknya biarkanlah aku yang berusaha menghangatkan hari-harimu. Jadikanlah diriku Imam yang akan belajar terus membimbingmu. Masa dan waktu yang kita lewati dulu dan semua keadaan saat saat bersamaamu. Akan kujadikan kisah indah didalam perjalanan hidupku. 

Walaupun terkadang tidak sedikit aku menggoreskan luka didalam hatimu. Sering aku melupakan kasih dan sayang untukmu. Bahkan beberapa waktu, aku lebih memilih untuk diam dan bersembunyi bersama kesunyianku. Itulah yang mungkin saat ini masih bisa aku tuliskan bersamamu. Sedikit seperti ini yang baru bisa aku berikan untukmu. Baru hitam dan putih tinta yang aku berikan dalam mewarnai hidupmu.



Namun, setidaknya izinkanlah aku untuk terus bersamamu membina bahtera, dan membawa kapal yang kita sebut rumah tangga. Dan terus mengarungi hidup yang tak henti-hentinya memberikan angin gelombang atau semacam kebahagiaan. Hingga kelak kita akan berlabuh dipantai yang indah. Yang keindahannya tak pernah terlihat oleh mata. Dan tak terbayang dalam hati. Hingga kita mencapai kebahagiaan haqiqi nan abadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Penyelesaian

Bunga Hatiku

Bersyukur Akan Membuatmu Lebih Bahagia