Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

MERINDU DIRIMU

Gambar
Write in my diary: 09:30 pm, oct 21, 2012  Sepenggal kata, yang tidak mempunyai frasa, tentang cinta, untuk dirimu kekasihku. Ketika Dia ciptakan aku sebagai insan. Ia membekali diriku dengan begitu banyak nikmat yang tak mampu aku perhitungkan. Allah sang kekasih sejati, Maha Menyayangi dan Maha Mencintai, memberiku satu nikmat yang tak terhitung oleh isi dunia. Nikmat itu adalah CINTA. Satu nikmat yang begitu berharga, dengannya kekerasan yang terpendam dapat melunak perlahan. Bersamanya emosional yang tak terbendung, sedikit demi sedikit tertahan dan berubah.   Istriku, nikmat itulah yang saat ini aku rasakan, yang begitu besar Allah berikan. Ia menyuruhku mencintaiNya, mencintai rasulNya, mencintai Ayah dan Bunda, juga seluruh umat manusia, tanpa terkecuali segala ciptaanNya.   Hingga tiba saatnya... AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH. Cinta yang Allah berikan seutuhnya bagi diriku, untuk dirawat bersama denganmu.   Dikala aku belum begitu memahaminya, cinta itu masih tulus untuk dirimu

Uhibbuki Fillah ya Zaujati

Gambar
Menuai manis di pagi hari, tak mungkin pahit yang ku tanam. Ku semai indah di senja merah, tersangkut duka fajar menyingsing.  Bayangan dan impian sejalan seirama, menghiasi beberapa detik dalam waktuku. Ya.... mungkin tinta ini yang selalu mendengar curahan hatiku. Terkadang kugoreskan nyanyian bunda, sesaat ku lukiskan warna cinta.  Namun, dikala hati tak berbicara, sepatah katapun tak terlihat dibibirnya. Jemari ini yang ingatkan aku akan hidupku. Menanti buaian indah, dalam irama....!!!  Tak lelah mataku memandangi tarian, irama, yang goreskan seuntai makna. Biarlah semua indah pada waktunya. Sehingga manis dan ranum yang aku rasa.  Cinta... yang setiap orang merasa telah memahaminya, berbicara seolah mengetahui isinya....  Ternyata, tak lebih dari bualan kosong untuk kekasihnya. Saat terpaan, hambatan, menerjang kedalam lubuk hatinya, ia juga hanyut terbawa arus.  Itulah.... satu kata, yang belum pernah kutemukan maknanya. Kucari dalam hikayat roman murahan. Kusimpulkan dari ensik

Cerita cinta

Gambar
  Lama terngiang dalam senyuman, mentari mencari pagi, untuk sinari hari yang sunyi. Lama tinta tak tergores disini, yang terkadang membuat hati bimbang.  Aku bukan orang yang selalu mencari alasan untuk pembenaran, dalam nyanyian tengah malam. Terngiang beberapa detik yang telah lalu. Seorang teman yang dahulu juga pernah aku damba, bersuara tentang pria yang menghampirinya, dalam narasi dan melodinya. Sang lelaki mencoba mendekatinya dan mengetuk pintu hatinya.  Tiba- tiba aku tersentak, dan timbul sedikit kecewa di hati. Wajah ini sontak sayu, bersama kemerlap bintang malam.  Hati ini seakan kecewa, namun otakku mencari cari apa penyebabnya. Apakah cemburu yang menghampiriku. Padahal dia ia adalah sahabat di masa laluku tiga tahun waktu yang dulu.  Kini, itu semua hanya cerita teman, bila sepi dalam kesendirian. Entahlah, apa aku mencintainya, aku sedikit kecewa dengan isi narasinya. Aku tersenyum dalam pahit, namun juga tertawa dalan suka.  Kini, aku sedikit demi sedikit, dan menco

Zikir cintamu dalam doaku

Gambar
Ketika pagi menyapa disini, sayup panas senyuman surya. Rintik hujan tersenyum manis, ku tersadar dari mimpi panjang.  Aku melihat betapa indah senyum pagi itu, sapa sang surya begitu manis.  Tereka olehku, temangu dalam sayu, menanti hari tuk dijalani, semakin terenyuh hati ini. Bisikan sepi jalani pagi, wajah yang dicinta hanya kutatap lagi. Harap senyumnya menyambut hati. Tapi, ah,,,, sudahlah. Tak mungkin pungguk merindukan bulan.....  Tak mungkin bumi hampiri awan. Wajah nan indah tersimpan dalam kenangan. Cukup... untuk obat pelipur hati.  Ya.... aku tak ingin menjadi daun yang gugur. Biarkan luka yang pernah tergores, hilang.... jangan lagi....  Karena luka lama membekas di hati.  Gedung bisu, saksiku disini....  Tak akan sampai sayang dihati, mungkin..!??!  Jika suatu hari nanti, kami bersama, maka takkan jatuh hati berkait, tak akan hilang cinta dan sayang.  Kasih kan terkait selasih,  Cinta bertaut bunga,  Untukmu yang dahulu kudamba....  Namamu terpaut dalam doa....  Terima