Senjaku Bersamamu

Senja yang menemani kita, menghabiskan sisa waktu senggang yang tidak begitu lama. Memberikan masa sejenak untuk melepaskan sisa-sisa penat kemarin, dan menunggu untuk kesibukan esok hari. Terkadang kita mengisi liburan dengan cara berhibernasi selama enam jam, atau paling sedikit kita gunakan waktu tidur empat jam dengan sisa waktu dua jam untuk mencari makanan. Hal yang terpaksa membuat kita terbangun dari tidur panjang karena kelaparan. 

Tidak jarang kita berniat untuk mengisi liburan kita dengan berbagai rencana dan niat untuk pergi berkunjung ke berbagai tempat wisata. Mulai dari yang paling dekat, sampai yang memakan waktu berjam-jam dalam perjalanan. Tapi pada akhirnya hasil diskusi memutuskan kita untuk berhibernasi lagi.  Entah itu karena urusan waktu yang tidak mencukupi, atau karena biaya yang tidak memadai. Jadi, semua dibikin asyik aja.

Awal mula dalam pernikahan kita, empat tahun yang lalu. Kita tidak merencanakan untuk pergi atau berbulan madu kemanapun. Karena memang aku bukan tipe orang yang suka dan menjadikan traveling sebagai hobi. Ditambah lagi waktu itu kita sama-sama menjalani rumah tangga ini dengan apa adanya. Mengalir saja tanpa rencana dan harapan apa-apa. Setelah beberapa bulan anak kita lahir. Kita baru terpikirkan untuk berbulan madu, atau pergi jalan-jalan menikmati pemandangan.

Terkadang kita berfikir dan tertawa bersama, kenapa hal itu tidak kita rencanakan. Dan kenapa baru sekarang kita punya banyak keinginan. Apakah karena waktu itu kita sama-sama belum memiliki pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Sehingga kita hanya memendam semua keinginan. Tetapi, paling tidak kita masih bisa menyempatkan waktu untuk menikmati beberapa hal kecil yang kita dapatkan di Kota kita sendiri. Aku masih bisa menghabiskan pikiran di sela- sela waktu senggangku untuk membaca dan mencari buku. Atau sesekali pergi berkunjung ke perpustakaan di Kabupaten, yang merupakan salah satu tempat favoritku. Engkau masih bisa menonton film bioskop kesukaanmu, meskipun terkadang aku merasa malas untuk menonton bioskop. Karena berpikir, itu hanya membuang-buang waktuku (maaf ya sayang).🙂

Entah mengapa kita tidak bisa memiliki kesukaan dan hobi yang sama. Justru malah saling bertentangan. Aku menyukai kesunyian, engkau suka berinteraksi dengan banyak orang. Aku lebih memilih untuk pergi mencari ketenangan, menuju tempat wisata yang tenang dan damai seperti hutan. Kamu bilang itu menyeramkan. Kamu menyukai menonton film atau drama Korea, aku lebih berfikir realistis dan apa adanya. Sehingga bila kita bercerita, kita seperti berada pada dua kubu yang pro dan kontra.

Aku yang menyukai ruang privasi dan sunyi, kemudian diisi dengan berbagai macam buku-buku koleksi pribadi. Engkau katakan itu membuat ruangan menjadi sempit dan tidak tertata. Apalagi jika aku sudah membaca dan menulis, semua buku berserakan dilantai yang bisa membuat emosimu menjalar kemana- mana. 😂😂😆😆😆

Padahal engkau dan aku,  adalah insan yang dicipta dari saripati yang sama. Sedangkan dirimu adalah tukung rusukku yang hilang satu. Kemudian, kita juga sering menghabiskan waktu pada saat senja, menjelang tenggelamnya sang mentari. Sering menatap kuningnya gumpalan awan, yang diwarnai oleh sinar matahari. Menyambut mega merah di ufuk barat. 

Tak jarang engkau meminta sesuatu yang bisa kau makan. Sebagai penganan untuk mengisi kosongnya perut, sembari menikmati lembutnya belaian angin sore. Yang terkadang konsentrasi ku buyar dari menikmati hal ini karena ceritamu. Sebab kelelahan dan kepenatan pekerjaan kemarin. 😅😅

Satu cerita yang tak kalah dari film drama korea yang sering kau lihat.  Karena mampu. Membangkitkan emosi dan marah kita. Padahal, aku sering mengatakan padamu bahwa apapun permasalahan ditempat kita bekerja, jangan lagi dibawa ke rumah, cukup sampai tempat kita bekerja saja. Entah mengapa selalu kau bawa pulang ke rumah, sungguh banyak cerita yang dramatis.🙃



Meskipun begitu, tak henti-hentinya rasa syukurku terus bersenandung disetiap do'a yang aku panjatkan. Walau cerita kita sering mengundang tawa dan emosi, bahkan membangkitkan amarah dalam diri. Juga tidak pernah berhenti aku bersyukur atas hadirmu. Terima kasihku atas pengorbanan dan kesetiaanmu. Terima kasih atas cinta yang kau beri, dan terima kasihku atas sayangmu selama ini.💖💓💕

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Penyelesaian

Bunga Hatiku

Bersyukur Akan Membuatmu Lebih Bahagia