Bimbang


Awan memang tak selamanya hitam. Sering ia seputih salju, menghiasi langit yang membiru. Memberi keindahan, pada mentari, dengan corak yang berseri. 

Terkadang, mendung memang membawa ketenangan, tapi tak sedikit, ada badai hitam tersembunyi dibaliknya. Dan topan yang siap menyapu semuanya, tanpa perduli apa, dan siapa disekitarnya.


Birunya langit juga mengesankan, ada ketenangan, kewibawaan, kebesaran dan keluasan. Itu jika engkau memandangnya saat mentari terik menghangatkan jagat pertiwi. Dan menatapnya dengan keramahan, melihatnya bersama senyuman. Pasti engkau akan merasakan. Tetapi jika benci yang kau sampaikan, caci maki yang kau berikan. Ia juga menyimpan sejuta ketenangan yang menghanyutkan, siap menenggelamkan dirimu bersama kehampaan.


Seharusnya kau tahu itu, tidak hanya egomu yang kau lontarkan pada gelapnya malam. Ambisimu yang kau campakkan dipinggir jalan. Dan tak lagi memperdulikan mimpi, cita- cita, dan masa depan. Kau sendiri yang meminta dan kau juga yang memberi. Lantas apa bedanya, sedangkan dia akan kau letakkan dimana. Kau campakkan ?? Atau kembalikan pada yang punya ??. 

Cinta yang dipendam, bersama cita dan keinginan, tentunya menyisakan luka di palung hati yang paling dalam. Menyayatkan goresan sembilu keinginan, membunuh harapan juga impian. Meneteskan airmata didalam hati, yang tak bisa dihapus oleh tanganmu sendiri.


Iklim, terkadang secepat itu berubah. Mengejutkanmu tanpa memberi aba- aba. Jikapun ia memberi tanda, hanya sekejap berbisik melalui kabar angin, lalu pergi lewat jendela. Seandainya pun ia telah pergi, hanya meninggalkan penyesalan berbalut duka.


Aku, hanya menatap kosong semua yang kau sampaikan. Dan tak lagi mau memberikan senyuman, rasaku tak lagi sama seperti dulu. Karena,,,, bukan hanya hatimu saja yang terluka. Bukan dirimu saja yang merana. Lisanku tajam menggoreskan luka, juga karena dirimu yang semakin membabi buta. Lelahku kupendam, dan kau bersama mereka yang menggalinya.


Badai pasti berlalu, tapi ia juga tetap akan berlaku, bisa jadi kembali dan menghancurkan semua hati. Jika dirinya juga tersakiti. Angin sejuk yang membelai siang ini, juga angin yang menemani badai disore hari.



Kau tahu, hujan itu menyejukkan, wanginya menenangkan. Ia begitu indah, yang menghadirkan pelangi untuk mewarnai. Namun, aku tak tahu apakah hujan kemarin memberikan ketenangan. Aku tak mengerti, apakah rintiknya memberikan kesegaran, saat engkau dan aku, letih dan lelah menjalani kehidupan.

Entahlah, apakah hujan malam ini akan membuai kita berdua hingga kita terlelap. Yang mungkin, tersesat tanpa arah dalam gelap. Atau ia hanya menemani saat sepi, menutupi dan membasuh air mata, yang jatuh di pipi. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Penyelesaian

Bunga Hatiku

Bersyukur Akan Membuatmu Lebih Bahagia