Postingan

Sepenggal Kisah

Gambar
Sisa cerita yang masih ada, atas derita dan air mata. Berganti setiap hari juga setiap saat.  Seperti mentari yang terbit, kemudian tenggelam di ufuk barat, hal itu terus terjadi dan pasti berganti. Adi anak kampung, yang baik dan tampan, memiliki perilaku yang disukai oleh orang sekitarnya. Masih sekolah di sebuah Pesantren yang jauh dari kampungnya. Ramah lalu sopan anaknya, bila mengaji ataupun mengkumandangkan azan, hati siapa yang tak luluh karena keindahan suaranya. Terkadang orang-orang kampung menyuruhnya untuk menjadi imam di mesjid. Karena keluasan ilmu agamanya dan baik budi pekertinya. Sering para orang tua datang dan bercerita, bergaul dengannya, berharap kelak anak mereka bisa seperti dirinya. Di pesantren Adi menjadi idaman bagi para santriwati. Bukan hanya karena wajah ataupun suaranya. Namun, akhlaknya memang sangat mempesona. Tidak jarang para orang tua santri ataupun guru tertarik dengan kepribadiannya adi. Ia hidup hanya mengandalkan hasil dari pekerjaannya sendiri,

Masihkah bermimpi / membangun impian

Gambar
Hendaknya, malam tadi aku menulis. Bercerita kepada bintang gemintang. Kemudian berbisik pada sang rembulan. Bahwa perjalanan yang harus aku lalui masih panjang. Masih ada cerita sepenggal kemarin yang belum terselesaikan. Lalu aku ingin lagi berbisik pada angin malam, akankah mimpi yang menemani tidurku, indah saat ini. Juga impian yang menemani hari- hariku menjadi indah suatu saat nanti. Aku hanya bisa tersenyum simpul, ditemani embun pagi yang merasuk kedalam kulitku. Dan Hun Han kucing kesayanganku. Bahkan, aku masih belum juga bisa berfikir sejenak tentang arah dan cita- citaku kedepan. Seperti gelapnya malam, diriku tertatih dan meraba- raba dalam kesunyian. Mataku masih mencari dan terus mencari, walau aku tersandung berkali- kali. Jikalau bisa, aku hanya ingin bermimpi seperti masa kecilku dahulu. Tak perduli bagaimana kerasnya dunia, tak perduli apa artinya sakit dalam rasa. Tetapi sang waktu yang dengan angkuh terus pergi meninggalkanku. Tak perduli pada siapa dan apa yang t

Goreskanlah tintamu

Gambar
Ingin rasanya terus menulis, dan meningkatkan kemampuan menulis. Karena,  untuk orang seperti aku yang menyukai kesunyian dan ketenangan. Menulis adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Terkadang aku menulis dibuku harian, tak jarang keinginanku mendikte selembar kertas hanya sekedar menulis sesuatu yang tidak jelas. Sebatas menggoreskan tintaku pada  kertas putih, mampu membuat hatiku merasa senang. Karena bagiku, menyusun huruf- huruf menjadi untaian kata adalah sebahagian kesenangan yang ingin aku lakukan setiap hari. Tarian jemariku diatas lembaran putih  seirama dengan ayunan pena, beriringan dengan ungkapan hati yang mengalir dari sanubari. Membayang indah mengenang masa lalu. Satu persatu, melukiskan dan mengeja setiap nama yang tertinggal didalam hatiku. Seandainya bisa, ingin ku tuliskan ribuan kata setiap hari disela- sela waktuku. Dan ku rajut untaian frasa, menjadi ribuan makna. Agar setiap tetesan dan curahan tinta, sampai ke relung hati setiap insan. Hanya saja, aku me

Perahu Sore

Gambar
Deburan ombak tidak begitu kuat, bahkan airnya tenang seperti tidak ada arus yang mengalir. Sedangkan pinggiran dari bibir muara itu telah penuh dan membanjiri jalan- jalan yang biasa dipakai untuk bersantai di sore hari.  Hanya sepasang camar yang terlihat akan pulang, melepas penat setelah senja kian redup. Angin pun tidak lagi berhembus kencang, menyapu tepian dedaunan pohon- pohon bakau. Kembali ku nikmati senja ini berdua denganmu. Menunggu tenggelamnya sang mentari. Diiringi alunan syahdu dari setiap menara- menara mesjid disekitar kita. Tak luput jua dari pandangan kita, duduk beramai- ramai pasangan dua sejoli. Saling memadu kasih, dan terhanyut dalam gelombang cinta yang mereka rasa. Di Atas jembatan ini saling bercanda dan berjanji untuk setia. Setidaknya selama rasa cinta dan asmara mereka masih membara. Lalu jauh dibawah sana, hilir mudik perahu- perahu nelayan melewati kolong jembatan, entah kemana mereka ingin pergi. Apakah ingin bersandar, setelah penat dan lelah melewat

Senjaku Bersamamu

Gambar
Senja yang menemani kita, menghabiskan sisa waktu senggang yang tidak begitu lama. Memberikan masa sejenak untuk melepaskan sisa-sisa penat kemarin, dan menunggu untuk kesibukan esok hari. Terkadang kita mengisi liburan dengan cara berhibernasi selama enam jam, atau paling sedikit kita gunakan waktu tidur empat jam dengan sisa waktu dua jam untuk mencari makanan. Hal yang terpaksa membuat kita terbangun dari tidur panjang karena kelaparan.  Tidak jarang kita berniat untuk mengisi liburan kita dengan berbagai rencana dan niat untuk pergi berkunjung ke berbagai tempat wisata. Mulai dari yang paling dekat, sampai yang memakan waktu berjam-jam dalam perjalanan. Tapi pada akhirnya hasil diskusi memutuskan kita untuk berhibernasi lagi.  Entah itu karena urusan waktu yang tidak mencukupi, atau karena biaya yang tidak memadai. Jadi, semua dibikin asyik aja. Awal mula dalam pernikahan kita, empat tahun yang lalu. Kita tidak merencanakan untuk pergi atau berbulan madu kemanapun. Karena memang ak

Sabtu Shubuh

Gambar
 Setelah terlelap dengan lelahku malam tadi. Kini aku mencoba untuk bangkit lagi, bangkit dari keterpurukan yang aku rasakan selama ini. Bangkit dari bayangan ketakutan akan masa depan, kelelahan dalam pekerjaan, dan kelemahan menjalani kehidupan. Sekali lagi aku ingin. Bangkit menyongsong masa depanku, mengejar cita-citaku. Kemudian menggapai satu persatu impianku. Tak ayal terkadang Keinginan itu membuat aku terhuyung, dan terjatuh berkali-kali. Terhempas puluhan kali, bahkan sering aku menangis didalam kesendirianku. Banyak hal yang membuat aku menjadi lemah, tak berdaya.  Pelajaran tentang kehidupan, sakitnya ditipu dan rendahkan. Namun itu semua tetap aku tahan dan aku simpan didalam hati. Entah sudah berapa kali semua ini aku alami. Hanya saja terkadang didalam hati aku berkata, kapan semua mimpi yang aku inginkan terwujud menjadi nyata satu persatu. Banyak sudah Waktu yang terlewatkan. Setiap detik yang aku rasa terbuang dengan percuma karena aku tidak juga mendapatkan dan menye

Perjalanan Bersamamu

Gambar
Matahari memang masih berputar di peraduannya.  Dan bintang gemintang juga masih memberi arah pada gelapnya malam. Secarik kertas yang selalu kuambil untuk menggoreskan setiap rasa yang aku punya. Juga tinta sisa tulisan kemarin yang mungkin sudah hampir kering karena aku tidak lagi memakainya. Tergeletak diatas meja kerjaku, bercengkrama didalam diam, dibalik tumpukan buku- bukuku.  Ia ingin menceritakan hatinya yang telah berlalu. Tentang perasaannya selama ini yang selalu membisu. Adakah yang akan selalu mendengar suaramu. Sedangkan dinding itu hanya membisu. Tak lebih dari susunan ssebongkah batu. Cicak yang menemani dalam gelap juga tidak perduli walau hanya sesaat. Redup dan lembabnya dinding, yang menemani suasana siangnya setiap hari.  Maka izinkan aku bercerita diantara kisah yang ada. Biarkan aku goreskan rasa, walau kata mereka telah tersusun didalam frasa. Sedangkan tumpukkan buku-buku itu juga tidak memberikan aku kehangatan dan pengertian, tentang apa, bagaimana, dan kena