Merenung di Pagi Hari


 

Pukul : 6:16 wib
Selasa: 19/04/2022

Pagi yang menemaniku disini, dalam kesendirian sebagaimana biasanya. Menjalani Ramadhan yang telah beberapa hari aku lalui. Tak terasa memang kini sudah memasuki tujuh belas ramadhan. Di pertengahan bulan April ini, semua terasa berlalu dengan cepat. Sedang aku sendiri masih berusaha menemukan jalan yang ku inginkan. Tak jarang aku merasakan kehampaan, padahal kini aku sudah banyak melewati dan menyelesaikan masalah. Entah keresahan apa yang aku rasakan, atau karena aku belum menemukan dan menyelesaikan masalah keuangan. Memang hingga detik ini, aku belum bisa mendapatkan atau menemukan pekerjaan yang sesuai dengan aku yang inginkan. Sembari aku mendengarkan sebuah lagu tentang kehidupan dari Iwan Fals.

Terkadang memang aku berfikir untuk apa semua ini aku kejar, dan aku merasa jalan yang aku lalui ini seperti sia- sia saja. Entahlah kawan, jiwaku seperti tak menemukan arti yang sesungguhnya dari kehidupan. Terus aku berfikir hingga kelelahan menghampiriku. Berharap semua mimpi yang ada, berubah menjadi kenyataan. Satu persatu berhasil aku wujudkan di dalam kehidupan ini. Tapi what ??? Apa yang terjadi padaku kini. Aku merasa semakin jauh dari jalan yang harus aku tempuh. Dan tak tahu harus bagaimana.

Semoga dengan menuliskan ini semua, bisa mengingatkan aku dengan apa yang sebenarnya aku inginkan. Mengingatkan aku dengan semua yang aku harapkan, dan mampu mewujudkan segala mimpi yang aku cita- citakan. Kenapa aku hari ini, menulis seperti ini.

Kemarin Senin 18 April 2022, aku bercerita dengan teman- temanku yang di tempat bekerja. Tentang semua keadaan yang sulit saat ini, kesulitan mencari pekerjaan, kesulitan yang dialami banyak orang dalam menjalani kehidupan. Ada yang hanya tamatan SMA, atau sarjana seperti aku yang sangat sulit mencari pekerjaan. Hingga akhirnya harus bekerja sebagai buruh pabrik. Aku tidak merasa tersinggung atau sakit hati, dengan cerita dan candaan mereka. Hanya saja aku memang berfikir, kenapa hari ini aku jadi begini ???. Jauh dari yang aku mimpikan dan aku cita- citakan. Aku yang sarjana harus bekerja di pabrik seperti itu, yang sebenarnya semua teman kerjaku disana tak memiliki tamatan perguruan tinggi juga bisa bekerja disana. Seperti teman kerjaku yang satu ini, yang tidak tamat SD sama sekali. Ia hanya mengandalkan tenaganya untuk bekerja. Dan ia memiliki penghasilan yang jauh lebih besar dari pada diriku. Tidak hanya aku, begitu juga istriku yang seorang lulusan dari salah satu perguruan tinggi kebidanan ternama di Sumatra Utara. Ia juga kesulitan untuk mencari pekerjaan, hingga akhirnya harus memakai uang sogokan untuk mendapatkan pekerjaan. Maka, apa yang dikatakan oleh teman- temanku di Pabrik menjadi suatu bahan perenungan bagi diriku. Begitu juga aku memperhatikan orang lain, yang terkadang hanya memiliki tamatan SMA atau lebih rendah dari itu, mereka bisa memiliki derajat ekonomi yang jauh lebih baik dari yang lulusan sarjana. Maka, disinilah aku mulai berfikir dan merenung. Apa yang salah dengan semua ini, apa penyebab terjadinya semua hal ini, dan bagaimana solusi dari semua ini.

Dan hal yang paling penting dari itu semua, bagaimana aku bisa mewujudkan semua mimpi dan cita- citaku bersama istri dan anak- anakku. Bagaimana agar aku bisa mewujudkan semua cita- cita besarku ???.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senjaku Bersamamu

Senandung Gerimis Tengah Malam*

Memory yang mengikuti