CATATAN KAKI SEORANG GURU



Berjalan
 menelusuri lorong sunyi. Menatap kemana mata memandang. bahkan kaki tak lagi sadar, kemana haurs diarahkan. Selaksa wajah menjadi pesona berjajar menanti. Seteguk embun ilmu berharap dengannya dahaga terlepas selamanya. Tak lagi lelah menanti mentari masa depan. Agar bahagia ditengah kehidupan. 

Tangan tua menggenggam erat laju kendaraan besi yang dipacunya. Letih tergambar jelas dari urat tangannya. Berharap pagi ini mampu membagi secercah harapan kepada anak- anak kesayangan. Yang dipakainya tak jauh lebih tua dari usianya, besi reot dengan mesin 4 tak. Mengepulkan asap bau berwarna hitam, kemeja lusuh dengan kancing yang terikat benang lapuk. Tas butut berisi buku dan goresan tangannya, terlihat usang namun takkan lekang dalam kenangan.

Ia sendiri masih mencari jati diri menjalani setiap potongan episode disini. Tak mengerti apa yang harus  dilakoni. Terkadang hatinya tersenyum kecut melihat kenyataan yang harus ia jalani. Tak jarang bibirnya tertawa lebar memandang diri sendiri. Belum lagi harus mendengar ocehan dan jeritan mereka setiap hari. Ia kadang terbahak memerankan kepalsuan, entah itu yang ia inginkan atau hanya sekedar menjalani.
Disini bersama diri. SENDIRI.

Komentar

  1. Memang nasiblah yang jadi guru. kalau kata bos "JADILAH GURU" Kebanyakan "GURU JADILAH".

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senjaku Bersamamu

Memory yang mengikuti

Masihkah bermimpi / membangun impian