Postingan

Senandung Gerimis Tengah Malam*

Gambar
Hujan Malam ini kawan, lewat tengah malam, Yang mengantarku kembali pulang, Adalah Hujan sepuluh tahun yang lalu, Saat kita menuliskan mimpi kecil itu, Dan mentertawakan angan kosongku, bersama mereka, Adalah, Hujan 4 tahun lalu, lewat tengah malam, Ketika kembali dari gedung tua yang kau sebut, Perguruan Tinggi, dan selalu kau ceritakan, Ingatkah ? Hujan yang kita tertawakan ditengah bangunan tua, Yang kau bilang itu sekolah, Kelakar kita hingga dinihari, ditemani secangkir kopi, Ingatkah ? Hujan yang mengantar kita ke tanah kelahiranmu, Hujan yang menggores luka diwajahku, Agar bisa berlari bersamamu, Ingatkah ?, Ketika aku mengantarmu mengais rezeki, Lewat Hujan tengah malam, Terkadang aku membencinya, Saat menghalangiku menatap masa depan, Namun, kita butuh dirinya, Untuk melepas dahaga jiwa, Dan menumbuhkan benih cita- cita, Saat kau berkata : “Aku lelah” Daku diam seribu bahasa, Mungkin .... Kakimu lelah berlari, Kau p

Catatan Penyelesaian

Gambar
Suatu ketika, ada seorang anak kecil yang miskin, hidup di pinggiran kota, setiap harinya ia bekerja untuk menafkahi kehidupannya juga untuk biaya pendidikannya. Untuk membiayai pendidikannya, anak miskin ini menjual barang dari pintu ke pintu. Suatu hari, anak laki- laki ini benar- benar lapar tapi tidak punya uang untuk membeli makanan. Dia memutuskan untuk meminta sesuatu untuk dimakan ketika ia mengetuk pintu di rumah berikutnya. Seorang wanita muda yang cantik membuka pintu tesebut, dan anak itu kehilangan keberaniannya. Akhirnya dia hanya meminta untuk di beri segelas air, ia terlalu malu untuk meminta makanan. Wanita muda tersebut membawakannya segelas susu, yang segera diminum dengan rakus oleh anak itu. Anak itu bertanya berapa banyak dia berhutang. Tetapi wanita tersebut hanya tersenyum dan berkata bahwa ibunya telah mengajarinya untuk bersikap baik kepada orang lain. Dan ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun. Anak itu meninggalkan rumah wanita tersebut dengan p

Untaian Syair untuk mereka, engkau, dan dia

Gambar
Engkau....  Kala tawa mengisi senyummu Alam menawan nan indah Mentari cerah nan syahdu menyelimutiku Cahayanya pendar, menemani hariku Gurat wajahmu, rekah menyinari               Mereka...               Bersama kita kala suka dan duka               Berlari meretas asa, mengejar cita               Kadang riangmu menghiasi kesendirianku               Egomu merusak sel otak kananku               Menginvasi kortex, jaringan motorikku                  Dia…                  Yang ajarkan arti sebuah kebebasan                  Pahamkan jiwaku makna cinta dalam kehidupan                  Cambukki ruhku jalani realita kebenaran      Canda dan tawa...      Dua instrument hati yang kupunya      Untuk mengikat jiwamu      Dan memikat pesonamu      Melukis senyum diwajahmu      Mengukir keindahan di hatimu      Menyatukan lisan, meleburkan jiwa               Hanya …… Jika……   kawan…… maafkan……               Lisanku goreskan luka di hatimu…          

Bersyukur Akan Membuatmu Lebih Bahagia

Gambar
Kapan terakhir kali kamu berdoa  dan mengucapkan rasa syukur atas semua yang kamu miliki ?. Mungkin bukan hanya kamu saja, ada banyak sekali orang yang bahkan lupa akan hal ini, sebab hidup kita seringkali begitu sibuk dan mengabaikan banyak hal di dalam diri kita sendiri. Sebagian besar orang akan selalu melihat kehidupan orang lain begitu mudah, begitu menyenangkan, begitu simpel, atau bahkan begitu beruntung. Bukan hanya orang lain saja yang kadang terlihat seperti itu, namun teman atau bahkan saudara kamu sendiripun juga bisa terlihat selalu “lebih sesuatu” dari pada diri kamu sendiri. Kamu akan mulai sibuk menghitung semua yang dimilikinya, semua yang ada padanya dan tidak ada pada dirimu, atau bahkan semua hal yang terlihat begitu mudah untuk selalu dilaluinya. Lalu, apakah sebenarnya kamu sendiri tidak punya pekerjaan lain, selain hanya melihat dan menilai segala sesuatu yang dimiliki oleh orang lain ?. Tidak ada yang salah ketika kamu melihat dan menyaksikan kel

CATATAN KAKI SEORANG GURU

Gambar
Berjalan   menelusuri   lorong sunyi. Menatap   kemana   mata   memandang.   bahkan kaki tak lagi sadar, kemana haurs diarahkan . Selaksa wajah   menjadi   pesona berjajar menanti. Seteguk embun ilmu   berharap dengannya dahaga terlepas   selamanya.   Tak lagi lelah menanti   mentari masa depan.   Agar bahagia ditengah kehidupan.   Tangan tua menggenggam erat laju kendaraan besi yang dipacunya. Letih tergambar jelas dari urat tangannya. Berharap pagi ini mampu membagi secercah harapan kepada anak- anak kesayangan. Yang dipakainya tak jauh lebih tua dari usianya, besi reot dengan mesin 4 tak. Mengepulkan asap bau berwarna hitam, kemeja lusuh dengan kancing yang terikat benang lapuk. Tas butut berisi buku dan goresan tangannya, terlihat usang namun takkan lekang dalam kenangan. Ia sendiri masih mencari jati diri menjalani setiap potongan episode disini. Tak mengerti apa yang harus  dilakoni. Terkadang hatinya tersenyum kecut melihat kenyataan yang harus ia jalani. Tak jarang bibirn

Arti Sebuah Kesempurnaan

Gambar
  Suatu saat, ada seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna. Ia merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yang sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya.   Karena itu, Ia terpikir untuk pergi berkeliling untuk mencari jodohnya.🌄 Lalu, sampailah ia di sebuah desa yang sangat jauh dan terpencil. Pemuda itu bertemu dengan seorang petani yang memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani, dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya. Tetapi ia   bingung, karena ketiga anaknya memiliki paras yang sama cantiknya, dan pemuda itu menginginkan wanita   yang paling sempurna diantara mereka bertiga yang nanti akan menjadi istrinya.🌄   Sang petani menganjurkan agar pemuda itu datang selama tiga hari berturut- turut, untuk mengencani mereka satu persatu. Maka, atas saran dari petani itu si lelaki itupun setuju. Hari pertama pemuda itu pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang, ia berkata kepada bap

JADILAH PELITA

Gambar
Suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu terbahak, dan berkata : “Buat apa saya bawa pelita ? kan sama saja buat saya !, saya bisa pulang kok”.😎 Dengan lembut sahabatnya menjawab, “ini agar orang lain bisa melihat kamu, agar mereka tidak menabrakmu”. Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel “hei, kamu kan punya mata ! beri jalan buat orang buta dong !”. Tanpa berbalas sapa merekapun saling berlalu.😆   Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta ? tidak bisa lihat ya ? aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat !”. Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta ! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam !“, si buta tertegun. Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh maaf, sayalah yang buta. Saya