Senandung Gerimis Tengah Malam*



Hujan

Malam ini kawan, lewat tengah malam,

Yang mengantarku kembali pulang,

Adalah

Hujan sepuluh tahun yang lalu,

Saat kita menuliskan mimpi kecil itu,

Dan mentertawakan angan kosongku, bersama mereka,

Adalah,

Hujan 4 tahun lalu, lewat tengah malam,

Ketika kembali dari gedung tua yang kau sebut,

Perguruan Tinggi, dan selalu kau ceritakan,

Ingatkah ?

Hujan yang kita tertawakan ditengah bangunan tua,

Yang kau bilang itu sekolah,

Kelakar kita hingga dinihari, ditemani secangkir kopi,

Ingatkah ?

Hujan yang mengantar kita ke tanah kelahiranmu,

Hujan yang menggores luka diwajahku,

Agar bisa berlari bersamamu,

Ingatkah ?,

Ketika aku mengantarmu mengais rezeki,

Lewat Hujan tengah malam,

Terkadang aku membencinya,

Saat menghalangiku menatap masa depan,

Namun, kita butuh dirinya,

Untuk melepas dahaga jiwa,

Dan menumbuhkan benih cita- cita,

Saat kau berkata :

“Aku lelah”

Daku diam seribu bahasa,

Mungkin ....

Kakimu lelah berlari,

Kau penat melakoni diri,

Langkah kita tak sama lagi,

Entahlah....

Ku tahu ....

Gelap malam dan hujan ini,

Senandung gerimis yang sama,

Tanganku ....

Masih menggenggam erat,

Kertas usang darimu,

Goresan mimpi dan cita- cita,

Masihkah ....?,

Lembaranku dalam genggamanmu,

Atau telah hancur dibasuh,

Rintik hujan dalam sakumu.




*notes

Kamis, 18 Juni 2020

Pukul 00:11 wib

Senandung gerimis malam ini yang aku dengar dari balik jendela, bersama sunyi, dan gelap. Sama dengan goresan gerimis yang aku tuliskan, 3 tahun yang lalu, dan masih sama dengan nyanyian hujan 10 tahun yang lalu.

Selasa 07 November 2017, .... 2013, .... 2012, .... 2010.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senjaku Bersamamu

Memory yang mengikuti