Waktu

Panas nya sinar matahari, membuatku ingin merebahkan penatnya tubuhku. Ingin rasanya sejenak merebahkan lelahku dibawah rindangnya pohon siang ini. Tetapi apa daya, aku sedang dibalik barisan gedung yang menjulang dengan angkuhnya. Tak memberi kesempatan padaku untuk sebentar berteduh dari sengatan sinar mentari. Sedangkan isi kepalaku, berisik dari kemarin, entah apa yang sebenarnya sedang membebani isi fikiranku. Kubiarkan gagasan dan ide mengalir dari kepalaku, berharap bisa memberikan petualangan baru. Kini setiap hari aku saling berkejaran dengan sang waktu. Berusaha untuk menyelesaikan sebelum mentari terbenam diufuk barat. Dan sebelum sikecil terlelap dalam gelap, ditemani gemintang dan hanyut dalam mimpinya tanpa sempat kusapa senyumnya. Senja yang senantiasa menanti malam, tak pernah berhenti walau sekedar menunggu camar kembali. Ia akan berlalu dan pergi tanpa perduli apa yang bakalan terjadi esok hari. Sedangkan aku terkadang tak menyadari bahwa mega merah senanti...