Postingan

HEADLINE

Rintik hujan

Gambar
Pagi yang di hiasi dengan embun, setelah rintik hujan malam tadi membasahi bumi. Melepaskan dahaga atas kerinduan pada cinta. Bayangan sinar mentari masih malu-malu, mengintip dibalik awan, sembari bertanya pada gumpalan awan. Apakah Sang rembulan telah pergi ?, Atau masih menunggu gelap diufuk barat. Sedang sang mentari tersipu akan indahnya rembulan malam. Tapi, kicau burung membuyarkan semuanya, menghapus lamunan seketika. Karena merpati hendak pergi meninggalkan sang kekasih. Hanya senyum rindu dari betina agar semua baik-baik saja. Jikalau hati boleh memilih, biarlah malam berketerusan. Meski gelap menutup pandangan, agar dirinya tak sendirian. Hanya segenggam asa yang menjadi tumpuan. Dibalik  mimpi, tertutupi khayalan. Tetapi apa mungkin itu menjadi kenyataan. Sedangkan pagi masih baru menjelang, seperti hari yang bersinar terang. Coba kau lihat, apakah bayang- bayang tertunduk malu dibawah kakimu. Atau ia redup dibelakang punggungmu. Ayolah, mimpi belum membuatmu hilang ingatan

17/8/2024 Perspektif Kemerdekaan Hari Ini

Gambar
Hari proklamasi dan kemerdekaan indonesia merupakan moment yang digadang-gadang hari bersejarah untuk bangsa Indonesia. Saat dimana pertama kali disuarakan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Hari yang bersejarah tentu dikenang dan diingat setiap tahunnya. Diperingati dengan melakukan upacara bendera, mengibarkan sang saka merah putih, dan berbagai acara lainnya banyak diselenggarakan di berbagai daerah.  Harapan dari diadakannya semua acara ini adalah untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dimedan juang. Berkorban untuk mengusir penjajah, menyerahkan darah dan nyawa, agar kemerdekaan dapat diraih. Tak ayal setelahnya, kemerdekaan dalam genggaman, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kini kemerdekaan itu diwariskan kepada anak cucu, diberikan kepada generasi selanjutnya. Awal mula estafet kemerdekaan diserahkan, masih diterima oleh mereka orang-orang tua kita yang turut juga merasakan susah dan sedihnya hidup dalam penjajahan. Kemudian mereka mempertahankan keutuhan dan kesa

Sepenggal Kisah

Gambar
Sisa cerita yang masih ada, atas derita dan air mata. Berganti setiap hari juga setiap saat.  Seperti mentari yang terbit, kemudian tenggelam di ufuk barat, hal itu terus terjadi dan pasti berganti. Adi anak kampung, yang baik dan tampan, memiliki perilaku yang disukai oleh orang sekitarnya. Masih sekolah di sebuah Pesantren yang jauh dari kampungnya. Ramah lalu sopan anaknya, bila mengaji ataupun mengkumandangkan azan, hati siapa yang tak luluh karena keindahan suaranya. Terkadang orang-orang kampung menyuruhnya untuk menjadi imam di mesjid. Karena keluasan ilmu agamanya dan baik budi pekertinya. Sering para orang tua datang dan bercerita, bergaul dengannya, berharap kelak anak mereka bisa seperti dirinya. Di pesantren Adi menjadi idaman bagi para santriwati. Bukan hanya karena wajah ataupun suaranya. Namun, akhlaknya memang sangat mempesona. Tidak jarang para orang tua santri ataupun guru tertarik dengan kepribadiannya adi. Ia hidup hanya mengandalkan hasil dari pekerjaannya sendiri,

Masihkah bermimpi / membangun impian

Gambar
Hendaknya, malam tadi aku menulis. Bercerita kepada bintang gemintang. Kemudian berbisik pada sang rembulan. Bahwa perjalanan yang harus aku lalui masih panjang. Masih ada cerita sepenggal kemarin yang belum terselesaikan. Lalu aku ingin lagi berbisik pada angin malam, akankah mimpi yang menemani tidurku, indah saat ini. Juga impian yang menemani hari- hariku menjadi indah suatu saat nanti. Aku hanya bisa tersenyum simpul, ditemani embun pagi yang merasuk kedalam kulitku. Dan Hun Han kucing kesayanganku. Bahkan, aku masih belum juga bisa berfikir sejenak tentang arah dan cita- citaku kedepan. Seperti gelapnya malam, diriku tertatih dan meraba- raba dalam kesunyian. Mataku masih mencari dan terus mencari, walau aku tersandung berkali- kali. Jikalau bisa, aku hanya ingin bermimpi seperti masa kecilku dahulu. Tak perduli bagaimana kerasnya dunia, tak perduli apa artinya sakit dalam rasa. Tetapi sang waktu yang dengan angkuh terus pergi meninggalkanku. Tak perduli pada siapa dan apa yang t

Goreskanlah tintamu

Gambar
Ingin rasanya terus menulis, dan meningkatkan kemampuan menulis. Karena,  untuk orang seperti aku yang menyukai kesunyian dan ketenangan. Menulis adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Terkadang aku menulis dibuku harian, tak jarang keinginanku mendikte selembar kertas hanya sekedar menulis sesuatu yang tidak jelas. Sebatas menggoreskan tintaku pada  kertas putih, mampu membuat hatiku merasa senang. Karena bagiku, menyusun huruf- huruf menjadi untaian kata adalah sebahagian kesenangan yang ingin aku lakukan setiap hari. Tarian jemariku diatas lembaran putih  seirama dengan ayunan pena, beriringan dengan ungkapan hati yang mengalir dari sanubari. Membayang indah mengenang masa lalu. Satu persatu, melukiskan dan mengeja setiap nama yang tertinggal didalam hatiku. Seandainya bisa, ingin ku tuliskan ribuan kata setiap hari disela- sela waktuku. Dan ku rajut untaian frasa, menjadi ribuan makna. Agar setiap tetesan dan curahan tinta, sampai ke relung hati setiap insan. Hanya saja, aku me

Perahu Sore

Gambar
Deburan ombak tidak begitu kuat, bahkan airnya tenang seperti tidak ada arus yang mengalir. Sedangkan pinggiran dari bibir muara itu telah penuh dan membanjiri jalan- jalan yang biasa dipakai untuk bersantai di sore hari.  Hanya sepasang camar yang terlihat akan pulang, melepas penat setelah senja kian redup. Angin pun tidak lagi berhembus kencang, menyapu tepian dedaunan pohon- pohon bakau. Kembali ku nikmati senja ini berdua denganmu. Menunggu tenggelamnya sang mentari. Diiringi alunan syahdu dari setiap menara- menara mesjid disekitar kita. Tak luput jua dari pandangan kita, duduk beramai- ramai pasangan dua sejoli. Saling memadu kasih, dan terhanyut dalam gelombang cinta yang mereka rasa. Di Atas jembatan ini saling bercanda dan berjanji untuk setia. Setidaknya selama rasa cinta dan asmara mereka masih membara. Lalu jauh dibawah sana, hilir mudik perahu- perahu nelayan melewati kolong jembatan, entah kemana mereka ingin pergi. Apakah ingin bersandar, setelah penat dan lelah melewat

Senjaku Bersamamu

Gambar
Senja yang menemani kita, menghabiskan sisa waktu senggang yang tidak begitu lama. Memberikan masa sejenak untuk melepaskan sisa-sisa penat kemarin, dan menunggu untuk kesibukan esok hari. Terkadang kita mengisi liburan dengan cara berhibernasi selama enam jam, atau paling sedikit kita gunakan waktu tidur empat jam dengan sisa waktu dua jam untuk mencari makanan. Hal yang terpaksa membuat kita terbangun dari tidur panjang karena kelaparan.  Tidak jarang kita berniat untuk mengisi liburan kita dengan berbagai rencana dan niat untuk pergi berkunjung ke berbagai tempat wisata. Mulai dari yang paling dekat, sampai yang memakan waktu berjam-jam dalam perjalanan. Tapi pada akhirnya hasil diskusi memutuskan kita untuk berhibernasi lagi.  Entah itu karena urusan waktu yang tidak mencukupi, atau karena biaya yang tidak memadai. Jadi, semua dibikin asyik aja. Awal mula dalam pernikahan kita, empat tahun yang lalu. Kita tidak merencanakan untuk pergi atau berbulan madu kemanapun. Karena memang ak