Senandung rindu dari hati yang pilu
Satu ayat yang kulantunkan, diselingi senandung duka di balik awan, cambuki galauku di keheningan malam. Kian lama, mentari menyengat kalbu. Jiwaku meradang dalam gerah menanti cinta di bumi pertiwi. Sesaat mataku memandang jauh ke alam syahdu, membayang indah akan wajahmu. Senantiasa daku berharap penantian itu akan indah selamanya. Dan kusadari, bahwa hati ini kian terasa pilu, menanti kedatangan dirimu kasih. Karena aku tak tahu harus kemana kucari, dan harus kemana kulabuhkan penantian ini. Senandung cinta yang menggema, Sebagai pelipur lara kala tiada dirimu. Bersama bayangan malam, aku berupaya untuk terus tenang. Suara sumbang pun menemani kesendirian hatiku. Berharap engkau akan bersamaku. Dalam cerita suka, nyanyian duka, juga keluhan air mata. Belahan jiwaku, pahamilah diriku, telusurilah relung jiwaku. Karena daku bukanlah punggawa sempurna yang tercipta untuk dirimu. Aku tak seteguh karang yang selalu bertahan dalam terjangan ombak. Juga bukan mentari yang senan...