Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Sepenggal Kisah

Gambar
Sisa cerita yang masih ada, atas derita dan air mata. Berganti setiap hari juga setiap saat.  Seperti mentari yang terbit, kemudian tenggelam di ufuk barat, hal itu terus terjadi dan pasti berganti. Adi anak kampung, yang baik dan tampan, memiliki perilaku yang disukai oleh orang sekitarnya. Masih sekolah di sebuah Pesantren yang jauh dari kampungnya. Ramah lalu sopan anaknya, bila mengaji ataupun mengkumandangkan azan, hati siapa yang tak luluh karena keindahan suaranya. Terkadang orang-orang kampung menyuruhnya untuk menjadi imam di mesjid. Karena keluasan ilmu agamanya dan baik budi pekertinya. Sering para orang tua datang dan bercerita, bergaul dengannya, berharap kelak anak mereka bisa seperti dirinya. Di pesantren Adi menjadi idaman bagi para santriwati. Bukan hanya karena wajah ataupun suaranya. Namun, akhlaknya memang sangat mempesona. Tidak jarang para orang tua santri ataupun guru tertarik dengan kepribadiannya adi. Ia hidup hanya mengandalkan hasil dari pekerjaannya send...

Masihkah bermimpi / membangun impian

Gambar
Hendaknya, malam tadi aku menulis. Bercerita kepada bintang gemintang. Kemudian berbisik pada sang rembulan. Bahwa perjalanan yang harus aku lalui masih panjang. Masih ada cerita sepenggal kemarin yang belum terselesaikan. Lalu aku ingin lagi berbisik pada angin malam, akankah mimpi yang menemani tidurku, indah saat ini. Juga impian yang menemani hari- hariku menjadi indah suatu saat nanti. Aku hanya bisa tersenyum simpul, ditemani embun pagi yang merasuk kedalam kulitku. Dan Hun Han kucing kesayanganku. Bahkan, aku masih belum juga bisa berfikir sejenak tentang arah dan cita- citaku kedepan. Seperti gelapnya malam, diriku tertatih dan meraba- raba dalam kesunyian. Mataku masih mencari dan terus mencari, walau aku tersandung berkali- kali. Jikalau bisa, aku hanya ingin bermimpi seperti masa kecilku dahulu. Tak perduli bagaimana kerasnya dunia, tak perduli apa artinya sakit dalam rasa. Tetapi sang waktu yang dengan angkuh terus pergi meninggalkanku. Tak perduli pada siapa dan apa yang t...